#18112016 TM 1 - TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

Transportasi & Logistik 


Logistik

Logistik dalam cetak biru Penataan Dan Pengembangan Sektor Logistik Indonesia (2008) secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai penyediaan suatu barang yang dibutuhkan yang pengadaannya dapat dilakukan langsung oleh pihak yang membutuhkan atau dilakukan oleh pihak lain. Dalam perkembangannya, persepsi tentang logistik berubah, logistik dipersepsikan bukan lagi suatu barang yang dibutuhkan tetapi proses mengadakan barang kebutuhan tersebut dipersepsikan sebagai logistik.
Dalam proses pengadaan barang, berbagai kegiatan harus dilalui. Mulai dari lokasi dimana bahan baku itu dihasilkan diangkut ketempat pengolahan untuk menjadikannya bahan jadi yang selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan yang tersebar diberbagai tempat harus dilakukan melalui secara efisien, tepat manfaat dalam waktu yang singkat agar harga produk dapat terjangkau oleh konsumen. Secara schematis pada gambar berikut ditunjukkan manajemen logistik.


Gambar 1. Manajemen logistik


Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu untuk melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas. Penyerahan tepat waktu dan aman dari barang dan orang sangat penting bagi perekonomian dan tekanan untuk memberikan lebih cepat, lebih jauh dan selalu ada ketika dibutuhkan.
Oleh karena itu penentuan lokasi sangat mempengaruhi keekonomian sistem logistik. Lokasi depo dipengaruhi oleh:
  • Biaya produksi, terutama dalam kaitannya ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, bahan bakar, dan daerah produksi.
  • Biaya pergudangan, transhipment dan lokasi penempatan gudang
  • Biaya untuk melakukan konsulidasi dan dekonsolidasi.
  • Faktor kualitas dari produksi, dekonsolidasi dan transportasi
  • Peluang untuk menggunakan berbagai moda transportasi termasuk biaya dan waktu yang diperlukan.
Logistik pada gilirannya ditentukan oleh lokasi yang tepat untuk menghantarkan kebutuhan barang kepada konsumen pada harga yang murah, waktu yang tepat dan kualitas yang baik.

Angkutan multimoda

Untuk melancarkan pelaksanaan logistik agar dapat sampai tepat waktu dengan biaya yang murah dibutuhkan suatu sistem angkutan multi moda. Angkutan multimoda didalam Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda didefinikan sebagai:


Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.


Angkutan multimoda menjadi perhatian dunia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat diseluruh pelosok dunia sehingga dipandang perlu untuk diatur oleh Persatuan Bangsa-bangsa dalam United Nations Convention on International Multimodal Transport of Goods, dan driruskan lebih lanjut secara regional dalam ASEAN Framework Agreement on Multimodal Transport (AFAMT). Peran angkutan multimoda semakin penting dengan adanya agenda integrasi sistem logistik ASEAN menuju kepada perwujudan pasar tunggal ASEAN. Integrasi sistem logistik ASEAN dan ASEAN Framework Agreement on Multimodal Transport menyiratkan adanya liberalisasi di bidang jasa angkutan multimoda di kawasan ASEAN yang pada akhirnya menuju kepada liberalisasi jasa pada tataran global General Agreements on Tariffs and Trade (GATT's). Dengan demikian perlu diciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya badan usaha angkutan multimoda Nasional sebagai bagian dari sistim logistik nasional yang tumbuh berkelanjutan dan berdaya saing.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 17 ribuan pulau merupakan negara yang dapat mengoptimalkan penggunaan moda laut, darat dan perkeretaapian secara maksimal. Namun demikian pergerakan barang masih banyak yang bertumpu pada angkutan jalan yang tidak efisien. Pada gambar berikut ditunjukkan peran angkutan multi moda dalam satu kesatuan mulai dari terminal lokal sampai terminal nasional.


sumber: Rodrigue and Comtois
Gambar 2. Konsep jaringan angkutan multimoda.


Prasarana pemadu moda


Salah satu kelemahan dari moda angkutan perairan adalah tidak bisa dilaksanakan untuk angkutan dari pintu ke pintu sehingga harus diintegrasikan dengan moda lainnya untuk menjadi lebih fleksibel.

Peti kemas

Perkembangan yang kemudian berkembang adalah untuk perjalanan jarak jauh yang lebih efisien dalam penggunaan ruang kapal adalah Peti kemas / Container.
Pengembangan angkutan peti kemas harus didukung dengan fasilitas bongkar muat yang membutuhkan investasi yang cukup besar.

Sumber: The Geography of Transport System
Gambar 2. Perbandingan angkutan jalan raya dengan angkutan laut, kereta api dan udara



Untuk mengangani pertumbuhan angkutan peti kemas domestik BUMN dalam hal ini operator pelabuhan, Pelindo I-IV membuat unit usaha baru yang akan menangangi arus peti kemasi di pelabuhan. Anak usaha bersama tersebut diberi nama PT Petikemas Indonesia. Pemerintah akan menggunakan enam pelabuhan besar di Indonesia mulai dari barat ke timur yaitu Belawan (Medan), Batam, Tanjungpriok (Jakarta), Tanjungperak (Surabaya), Soekarno Hatta (Makassar) dan Pelabuhan Sorong (Papua) dalam konsep yang disebut sebagai Pendulum Nusantara, yang diharapkan dapat meningkatkan kecepatan pelayanan petikemas dalam negeri serta menurunkan biaya angkutan sehingga diharapkan akan terjadi peralihan angkutan barang dari angkutan darat ke angkutan laut.
Transhipment
Proses yang sangat penting dalam pelaksanaan logistik adalah perpindahan yang perlu dilakukan di titik-titik simpul, baik antar moda transportasi, maupun dengan moda sejenis yang dari kapal kecil ke kapal besar ataupun sebaliknya dari kapal besar ke kapal kecil. Untuk itu dibutuhkan peralatan untuk memindahkan muatan tersebut.

Prasarana Multimoda

Untuk mendorong angkutan multimoda perlu didukung dengan perangkat prasarana yang tepat. Prasarana yang paling penting untuk mendorong pergerakan angkutan multimoda adalah fasilitas bongkar muat yang disesuaikan dengan besarnya muatan yang yang diangkut. Fasilitas bongkar muat harus sudah disiapkan pada awal perjalanan sampai dengan tujuan perjalanan. Diantaranya masih diperlukan peralatan untuk memindahklan dari angkutan yang kurang ekonomis dalam hal ini truk ke kereta api ataupun ke angkutan laut. Pertimbangan utama dalam pemilihan moda angkutan adalah biaya angkut dan kecepatan pelayanan angkutan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#241016MONDAY0930-1200:KP-PTL-S1MTLE-FRIDAY071016

#17122016 TM7 - RangkumanK8 - K13